*Oleh : Kusnadi el-Ghezwa
Tak terasa setahun setengah sudah ku berada di negara Arab,
meninggalkn tanah airku yang kucinta, keluarga, teman-teman dan saudara.
Sejenak kuluwangkan waktu sebagai pengobat rasa rinduku kepada mereka
setelah dua minggu bergelut dengan buku menghadapi Ujian Muroqobah dengan bismillah ku buka laptop hitamku yang sudah otomatis tersambung dengan koneksi interenet.
Barusaja
ku buka berita di berbagai media informasi baik TV maupun media
informasi lainnya seketika itu aku tercengang penuh iba sambil
mengerutkan dahi lima centi dan mengelus dada. Bagaimana tidak? dari
sekian banyaknya berita dari tanah air semuanya bertema “Menolak
kenaikan harga BBM” .
Semua rakyat bersatu melakukan aksi
demonstrasi sebagai bentuk dan sikap penolakan harga BBM. Baik dari
ormas, mahasiswa, buruh, petani, pekerja biasa, pekerja kantoran,
pekerja keras, supir, bupati, sampai anak-anak kecil, ibu-ibu,
bapak-bapak dan semua lapisan masyarakat Indonesia lainnya ikut berunjuk
rasa di depan istana Jakarta.
Mereka melakukan aksinya
dengan berbagai macam cara, ada yang membakar ban mobil , ada yang
berjalan menenteng spanduk bertuliskan “ Menolak kenaikan BBM”, ada yang
berorasi disepanjang jalan sambil menutun kendaraan, ada yang
mengekspresikan aksinya dengan theater dan nyanyian, bahkan ada yang
nekat melakukank aksi demonstrasinya dengan bakar diri. Semua itu adalah
sebagai sikap dan bentuk protes mereka terhadap sikap pemerintah yang
tidak pro dengan rakyat.
Tidak sedikit pula dari kalangan partai yang ikut menyuarakan suara hati rakyat sebagaimana yang telah di beritakan dari tribunnews.com
PKS: Merdeka! Harga BBM Tidak Naik
Golkar: Belum Saatnya Harga BBM Naik
PPP Minta Kenaikan Harga BBM Ditunda
PKB Tolak Kenaikan Harga BBM
PDIP: Penolakan Kenaikan Harga BBM Tak Bisa Ditawar Lagi
catat ini....!!!!
Melihat
aksi yang begitu banyak ribuan aparat diturunkan untuk mengamankan
sikap rakyat yang semakin gawat, aparatpun terus bertindak represif
terhadap rakyat yang tak mau pasif hingga menyebabkan sebagian wartawan
terkena aksi aparat yang kalap. Tak terasa dua jam sudah aku duduk di
depan laptop, melihat berita yang menarik perhatian banyak orang itu
membuatku terdiam dan tak kuasa untuk mengucapkan sepatah kata. Hanya
harapan dan doa yang keluar dari lubuk hatiku semoga aksi demonstrasi
ini berjalan dengan baik dan Indonesia semakin dewasa dalam menghadapi
masalah ini. Khususnya bagi para pemimpin yang sekarang sedang menjabat
di pemerintahan semoga hatinya terbuka dan mau menerima suara tangisan
dan jeritan rakyatnya agar rakyat tak tambah melarat.
Salam Damai Kami Untuk Indonesia Dari Negeri Arab, Maroko.
Tanger, 30 Maret 2012.
0 commentaires:
Enregistrer un commentaire