Profil KH.Achmad Alfatich Abdurrohim
Sekilas Pandang KH. Achmad Alfatich Nama lengkap beliau adalah Ahmad Alfatich AR. Dua huruf dibelakang selalu beliau cantumkan. Mungkin karena adanya rasa rindu pada ayah yang tidak beliau ingat dengan pasti bagaiman rupa wajahnya
Musyafahah
adalah acara dimana seluruh santri untuk saling bersalam-salaman dengan pengasuh pondok pesantren ribat Al Ghozali.
KEGIATAN PP AL-GHOZALI BAHRUL U'LUM
Jenis kegiatan dan jadwal aktifitas santri Al-Ghozali bahrul 'ulum tambakberas jombang
Bid'ah....kafir....kafir...bid'ah..
Repot juga kalau punya temen yang suka mengeluarkan pernyataan-pernyataan seperti yang barusan aku sebutkan tadi, tapi mau gimana lagi allah maunya seperti itu. dan pastilah dibalik itu semua tersimpan pelajaran dan hikmah yang sangat bermanfaat bagiku.
Perkemangan Agama Islam di Afrika
Agama Islam masuk ke daratan Afrika pada masa Khalifah Umar bin Khattab, waktu Amru bin Ash memohon kepada Khalifah untuk memperluas penyebaran Islam ke Mesir lantaran dia melihat bahwa rakyat Mesir telah lama menderita akibat ditindas oleh penguasa Romawi dibawah Raja Muqauq
lundi 17 octobre 2011
Pesantren Ditengah Arus Pemikiran
vendredi 14 octobre 2011
Nostalgia Bersama Jamaah Nursiyyin Turki
Pada tahun 2004 tepatnya tanggal 6 0ktober aku telah menginjak negeri sang para nabi, negeri yang begitu indah dengan nuansa bangunan kuno dan antik, disini pula terdapat banyak kerajaan yang berpengaruh bagi bangsa-bangsa lainnya, kita bisa melihat benteng Sholahuddin, benteng Sultan Hasan, Qutbay (Aleksandria), dan beberapa benteng lainnya yang pastinya mempunyai pengaruh sejarah dunia, begitu pula Mesirpun mencetak banyak ulama dunia, kita lihat DR.Yusuf Qordowi (ketua Ulama dunia), Hasan al-Banna dan Sayyid Qutb (tokoh Ikhwan Muslimin), Syekh Syarowi (beliau pernah mengajar di Arab Saudi dan Aljazair), Muhamad Abduh (Pemikir Islam terkenal didunia), Rosyid Ridho dan masih banyak lagi lainnya.
Keberagaman model pemikiran di Mesir memang hal yang biasa, bahkan banyaknya jamaah muncul di seantreo Mesir, seperti adanya jamaah sufi disini banyak sekali macamnya, sampai-sampai kalau kita pergi ke masjid Husain (dekat Universitas al-Azhar) pada hai jumat, maka kita akan menyaksikan berbagai macam torikot sufi berkumpul disini, dan setelah sholat jumat mereka melakukan barbagai macam wirid sesuai dengan torikot mereka masing-masing, disinilah bentuk keseragaman bangsa Mesir tanpa harus adanya perselisihan diantara mereka, mereka akur dalam masjid ini, masya Allah.
Pada tahun 2005 aku mencoba untuk bergabung dengan warga asing, kebetulan aku mengenal salah satu warga asing dari Turki yang tinggal dekat dengan rumah ku, pastinya dia bukan cewek dong, dia sudah berumur kurang lebih 27, dia bernama Nihat (bukan Nihat Kahveci penyerang Real Sociedad), walau umur sdh kelihatan tua tetapi dia itu suka bercanda, dan akhirnya aku nekat bilang kepada nya untuk bisa tinggal bersama mereka, semua teman-teman Turki yang tinggal bersama Nihat bermusyawarah untuk membahas masalah saya ini, kebanyakan dari mereka setuju kalau saya diperbolehkan tinggal bersama mereka walaupun ada satu senior dari Turki bernama Usman (sekarang dia bekerja di al-Jazair, saya kadang kala sering contac dgnya) tidak menyetujui kalau saya tinggal bersama mereka, dengan alasan perbedaan adat antara Turki dengan Indonesia akan membuat permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi akhirnya Usman mengikuti pendapat senior lainnya yaitu Ustadz Ahmad Ates dan Abdul Kerim Beybara (Ketua Cultur Turkish Soceity), karena mereka yang menentukan masuk atau tidaknya saya bersama mereka.
Setelah musyawarah orang-orang Turki menekatkan bahwa aku bisa tinggal bersama mereka akupun senang, karena ini adalah kesempatan buat saya untuk mengembangkan kemampuan saya dalam berbahasa arab, disinilah ketika bersama dengan orang asing akan terbiasa dengan budaya lain dan bahasa lain yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya, disinilah aku mulai untuk belajar dan belajar khususnya untuk lebih lancar dalam berbahasa arab, orang asing di Mesir ini kebanyakan berbahasa arab faseh, beda dengan orang Mesir kebanyakan menggunakan bahasa planet ammiyah.
Akupun diperkenalkan dengan berbagai budaya baru dari Turki, mulai dari makanan yang berbeda, ini bisa aku liha ketika pagi mereka makan kentang direbus dan ditumbuk lembut dicampur dengan telor bersama dengan manisan plus minuman teh ala Turki...to be continued.
By: Salis Fitrowan Lc.
Profil KH.Achmad Alfatich Abdurrohim
Profil KH.Achmad Alfatich Abdurrohim
mercredi 12 octobre 2011
Dikit-dikit kok bid'ah....
Mungkin banyak orang yang masih belum memahami arti bid'ah itu sendiri, agar tidak salah paham dalam mengambil kesimpulan maksud bid'ah itu maka akan kita bahas bersama pengertian bid'ah iersebut.
Bid'ah secara etimologi itu berarti hal yang baru atau hal yang dibuat-buat dalam agama setelah adanya kesempurnaan (lih. Lisan al-Arab juz 8 sedangkan menurut syara' (syareat Islam) bid'ah adalah hal yang tidak pernah dilakukan Rasulullah saw, bid'ah yang terjadi pada zaman beliau dibagi menjadi lima macam yaitu, bid'ah yang diwajibkan, diharamkan, disunnahkan, makruh dan bid'ah yang mubah.
Mayoritas ulama yang terdiri-dari Imam Syafi'i beserta pengikutnya (al-'Iz bin Abdi as-Salam, Imam Nawawi, Abu Syamah), pengikut madzhab Imam Maliki (al-Qorofi, az-Zarqoni), pengikut madzhab Hanafi seperti Ibnu 'Abidin, dari madzhab Ahmad bin Hanbal seperti Ibnu al-Jauzi, dan pengikut madzhab Dzohiriyyah yaitu Ibnu Hazm. Mereka sepakat kalau bid'ah itu dibagi menjadi lima bagian sebagaimana yang sudah disebutkan diatas.
Imam Nawawi juga berpendapat bahwa suatu perkara yang tidak pernah dilakukan Rasulullah saw dinamakan bid'ah, tetapi sebagian baik dan sebagian lagi tidak.
Jadi tidak semua bid'ah itu jelek, bisa kita lihat ada bid'ah yang diwajibkan, seperti belajar ilmu nahwu, zaman Rasulullah saw ilmu ini belum ada, tetapi setelah ilmu ini ditemukan oleh ulama (Abu Aswad ad-Duali) maka mempelajarinya dianggap wajib kifayah, karena dengannya kita bisa memahami al-Quran, sebagaimana kaedah ushul fikih yang mengatakan: Sesuatu yang menjadikan kesempurnaan dalam wajib maka maka wajib hukumnya.
Bid'ah yang diharamkan seperti: Madzhab Qodariyyah, al-Jabariyyah, al-Murjiah, Muktazilah, Khowarij dan sebagian Syiah.
Bid'ah yang disunahkan seperti mendirikan sekolah, jembatan, masjid, sholat tarowih berjamaah di masjid, merayakan maulid nabi saw, dan lain-lainnya dengan syarat untuk mendekatkan kepada Allah swt.
Bid'ah yang dimakruhkan seperti: Hiasan masjid, hiasan untuk al-Quran dan lain sebagainya, juga bid'ah yang diperbolehkan seperti bersalaman setelah sholat, merayakan tahun baru dengan syarat tidak menyerupai kaum kafir dan tidak melanggar norma agama.
Bukti bahwa adanya bid'ah dibagi menjadi lima itu dengan dalil-dalil berikut ini:
!. Umar ra mengatakan bahwa sholat tarowih secara berjamaah dimasjid itu bidah yang paling nikmat, karena pada waktu itu banyak sahabat melakukan sholat tarowih secara sendiri-sendiri. (H.R. Bukhori)
2. Ibnu Umar mengatakan sholat dhuha secara berjamaah di masjid itu bid'ah, tetapi bid'ah yang dianggap baik. (H.R. Bukhori)
3. Hadis yang menyatakan bahwa bid'ah itu ada yang hasanah (baik) dan ada yang sayyiah (jelek), yaitu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shohehnya, yang artinya sebagai berikut: Barang siapa melakukan perbuatan yang baik maka baginya pahala kebaikan itu dan pahala orang yang melakukan kebaikan itu hingga hari kiamat. Barang siapa yang melakukan perbuatan yang jelek, maka baginya dosa dari kejelekan itu dan dosa orang yang melakukan kejelekan itu.
Kesimpulan:
Tidak semua bid'ah itu jelek
Bid'ah yang tidak keluar dari subtansi Islam maka dinamakan bid'ah hasanah (baik).
Mengatakan bid'ah bahkan kafir kepada sesama saudara muslim yang masih memegang teguh ajaran Rasulullah saw akan membahayakan persatuan umat Islam
mardi 11 octobre 2011
Bid'ah....kafir....kafir...bid'ah..
..... bid’ah!!!, ..... kafir
..... bid’ah, ..... kafir
......kafir, ........bid’ah, ........kafir, .......bid’ah. Repot juga kalau punya temen yang suka mengeluarkan pernyataan-pernyataan seperti yang barusan aku sebutkan tadi, tapi mau gimana lagi allah maunya seperti itu. dan pastilah dibalik itu semua tersimpan pelajaran dan hikmah yang sangat bermanfaat bagiku.
Pagi itu tepatnya hari jum’at, aku belajar diatas kasur berselimut biru milikku dengan suasana adem ayem, tak ada suara-suara bising, suara mobil dipinggir jalan pun tampak teredam oleh kamar atasku yang tertutup rapat.
Sampai tak lama kemudian dua temanku datang memecah keheningan dengan perdebatan mereka yang membisingkan telingaku. Awalnya aku tak terlalu menghirauka mereka, tapi begitu medengar peryataan “tawasul bid’ah, ziaroh kafir, ..... bid’ah, ......kafir” yang terlontar dari mulut mereka spontan aku langsung emosi. Walau penyataan itu tidak ditujukan padaku tapi aku tetap merasa tersinggung terlebih itu semua tradisi Idonesia yan sudah sangat menjamur dengan didasari dalil dari ulama yang ngak diragukan lagi. Ingin rasanya ku lempar mulut itu pake’ “sandal” atau “tungkakku” yang mulai gatel ini, tapi ku urungkan niatku karena tobi’atku sebagai warga indonesia yang sungkanan dan sabar menolak hal itu.
Akhirnya aku hanya diam bukan tak bisa berbuat apa-apa tapi karena tak ingin berbuat apa-apa untuk meladeni mereka. Karena ku sadar betul bahwa dinegara mereka pusat pengembangan islam setingkat Pondok Salaf sangat teramat sangat minim, kalupun ada “wujuduhu ka’adamihi” alias sudah terlupakan. Dan itu sangat bisa difahami terlebih negara mereka terletak di dekat eropa, negeri yang paling “gregeten” klo’ medengar nama islam. Prancis, yang juga terkenal sebagai negara mode ini, dulu pernah melarang Muslimahya menggunakan jilbab sekitar tahun 1989. Pelajar Muslimah dikeluarkan dari kelas karena memakai jilbab, pekerja Muslimah dipecat dari kantornya karena mengenakan jilbab. Namun, mereka tidak menyerah begitu saja. Umat Islam Prancis menggoyang Paris dengan aksi-aksi demo menuntut kebebasan. Dan, umat Islam di berbagai negara pun turut melakukan protes atas kebijakan tersebut. Jadi maklumlah kalo’ mereka jadi seradikal itu.
Mereka berkata ini itu dengan dalil ayat ini ayat itu, hadis ini hadis itu dengan penjelasan yang kebetulan aku faham sekaligus pengen menertawakanya, itu karena mereka berfatwa tanpa didasari alat untuk mengambil hukum dari sumber hukum tersebut. Yang penting sudah mafhum atau shohih “yakfii” kalo’ kata mereka. Bagaikan orang yang ingin ngambil buah mangga dan sudah memanjatnya, tapi tak tau bahwa yang dia panjat itu pohon jengkol, atau pengen jengkol tapi yang dia panjat pohon mangga, atau kalo’ mau anda bisa memperpanjang dan mengkiaskannya sendiri.
Ini adalah potret kenyataan sebuah fakta bahwa semangat tanpa di dasari pengetahuan yang memadahi dapat mendorong seseorang untuk memutlakkan apa yang sudah dan sedang dia ketahui, boleh jadi juga akibat terlalu tinggi menghargai diri dan terlalu kagum dengan “pengetahuan barunya. Lalu menganggap yang di kemukakanyan merupakan pendapatnya dan pendapantya adalah kebenaran sejati satu-satunya. Pendapat-pendapat lain yang bebeda pasti salah. Dan yang salah pasti jahannam.
Terlebih dewasa ini dalil yang semestinya berfungsi sebagai pengatur dan tolak ukur persepsi seseorang kini berbalik menjadi pesepsilah yang mengatur dan menolak ukuri dalil tersebut. Mestinya orang mencari dalil sebelum beranggapan kini berbalik menjadi orang mencari dalil setelah beranggapan. Oleh karenanya aku lebih memilih diam ketimbang protes dengan pernyatan temanku itu. Karena aku tau kalo’ orang seperti mereka itu sangat “ngengkelan” sekalipun sudah di ingatkan kesalahannya mereka akan terus mencari dalil yang kiranya bisa meng-iya-kan anggapan mereka, sekalipun dalil itu hanya nyrempet.
Alhamdulillah walaupun dengan diam tadi sedikit akan hati tapi se-iya-iya-nya kan aku sudah dapat pelajaran berharga yang dapat aku abadikan dalam tilusanku ini. Semoga temanku dalam tulisanku itu aku, semoga allah memberikan taufik hidayah kepadaku.
Amiiin ........!!!!dan semoga temenku itu diberikan taufiq hidayat oleh allah agar bisa berfatwa secara profesional atau lebih profesional kalo’ memang dia yang benar. Tapi kalo’ ternyata aku yang salah dan yang pantas jadi “fa’il” .
Gus: Abet
Aku
Aku juga pernah menantang kata-kata agar tak berakhir menjadi kenangan. Tapi lagi-lagi aku tak memenangkan pertandingan itu. Aku mengalah pada waktu. Kau tahu? Karena dia begitu pintar membingkai kata menjadi kenangan. Bersama angin dia tak pernah letih mengenalkanku dengan 1 kata lalu membingkainya lagi dengan kenangan, membungkusnya untuk diberikan padaku lagi.
lundi 10 octobre 2011
Perkembangan Islam Di Eropa
dimanche 9 octobre 2011
Indahnya Kebersamaan
vendredi 7 octobre 2011
KAMI BUTUH BUKTI BUKAN JANJI
Berbuat Baik Kepada Non Muslim
Islam tidak melarang kepada umatnya untuk menghormati agama lain, bahkan Islam menganjurkan untuk menjalin silaturrohim bersama mereka, menerima hadiah dan mengunjungi orang sakit dari non muslim, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Baqoroh ayat 83 yang menyuruh kepada kaum muslimin untuk berkata baik kepada siapapun baik itu muslim atau non muslim, begitu juga dalam surat an-Nahl ayat 90 Allah memerintahkan umat ini untuk berlaku adil dan berakhlak mulia kepada siapapun, jadi sungguh sangat menyedihkan sekali jika ada kaum muslimin yang menghina saudara kita yang non muslim, ini justru akan melabelkan kepada kita bahwa Islam tidak mempunyai toleransi, padahal sebaliknya justru Islam menjunjung nilai toleransi dalam beragama.
Perintah dakwah tetaplah diperintahkan kepada umat ini, tetapi tugas seorang dai hanya sebagai perantara untuk menyampaikan syareat Allah dan tidak diperintahkan untuk memaksa umat mengikuti apa yang dia sampaikan, karena hidayah itu datangnya dari Allah swt. Sebagaimana Rasulullah saw menyampaikan risalah karena perintah dari Allah dan sama sekali beliau tidak pernah mencaci-maki mereka yang tidak mau memeluk Islam, disinilah wujud toleransi Islam kepada mereka yang beragama lain.
Diceritakan dalam kitab Majma' Az-zawaid yang dikarang oleh al-Haitsami bahwa sebab masuk Islamnya Salman al-Farisi karena waktu itu dia memberi hadiah kepada Rasulullah saw dan beliau menerimanya hadiah tersebut, sungguh ini bentuk penghormatan beliau kepada non muslim. Diriwayatkan pula dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa Rasulullah saw menerima hadiah raja Kisro, raja Qoishor dan raja-raja lainnya.
Kita mengenal didalam Islam ada tiga bentuk petsaudaraan, yaitu: 1. Ukhuwwah Islamiyyah (Persaudaraan sesama muslim) 2. Ukhuwwah Wathoniyyah (Persaudaraan sesama bangsa) 3. Ukhuwwah Insaniyyah (Persaudaraan sesama umat manusia).
Dari tiga bentuk persaudaraan tersebut tidak boleh bagi umat ini untuk meninggalkan salah satu darinya.
By; Salis Fitrowan Lc.
jeudi 6 octobre 2011
Islam dan Demokrasi
Islam mempunyai reaksi yang sangat jelas untuk dapat diaplikasikan dalam setiap masa, Kaum muslimin pada era permulaan sudah dapat mengaplikasikan ke-Islamannya, tentunya ini atas dasar kesepakatan umat dan karena semakin banyaknya tugas-tugas negara.
Islam menjunjung tinggi hak-hak berpolitik , hal tersebut bisa diwujudkan dalam pencapaian berikut ini:
1. Pemilihan seorang pemimpin dengan dasar adanya kerelaan umat untuk memilihnya (bi al-bii'ah).
2. Kerjasama sosial berkenaan dengan pemasalahan yang melibatkan masyarakat umum, seperti adanya dasar-dasar bermusyawarah dalam Islam.
3. Pemberian jabatan tertentu didalam perpolitikan pemerintahan atau badan-badan negara lainnya.
4. Adanya masukan (nasehat) untuk kepala negara (hakim) untuk mengaplikasikan amar makruf nahi munkar.
Islam mewujudkan subtansinya, adapun banyaknya peraturan pada waktu itu adalah tidak dipermasalahkan selagi masih dalam koridor ke-Islaman.
Adapun demokrasi secara khusus tidak hanya seperti apa yang digembor-gemborkan bangsa barat demi mencapai kemerdekaan dari tirani penguasa dzolim, dan sebenarnya subtansi demokrasi berasal dari Islam itu sendiri.
Islam sepakat dengan adanya pemilihan kepala negara, bukti tersebut adalah ketika dalam sholat Islam memungkiri adanya Imam sholat yang dibenci para makmumnya, lebih-lebih dalam hal perpolitikan negara.
Islam tidak melarang untuk mengadopsi pemikiran dari bangsa non muslim baik secara teoritik ataupun praktical. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya Rasulullah saw yang mengadopsi model khandaq (parit) bangsa Persi, juga beliau memerintahkan kepada tentaranya untuk memerintahkan para tawanan perang Badar untuk mengajarkan kepada kaum muslimin membaca dan menulis, beliau meniru model stempel surat-suratnya dari berbagai raja, begitu juga Umar ra dalam pengadopsian peraturan untuk badan-badan negara dan peraturan untuk badan perpajakan. Sebagai muslim wajib bagi kita untuk mengetahui bahwa hikmah itu harta berharga yang telah hilang, jika kita menemukannya maka kitalah yang lebih berhak untuk itu.
Kesimpulan:
-Islam agama yang sudah dari dulu mewujudkan subtansi dari demokrasi.
-Demokrasi yang Islam inginkan adalah yang menjadi kemaslahatan bagi umat manusia bukan untuk arogansi kepentingan golongan tertentu.
-Harap saran dan kritik dari teman-teman mungkin banyak kesalahan dalam penulisan ataupun isi, terima kasih.
mercredi 5 octobre 2011
Dicipline in Islamic Boarding School
In of my plenty time after studing with DR. Amru Wardani (Director of Ifta in Egypt), I want to spread my experience since living in our beloved cottage al-Ghozali, we are proud with being of santri, every time always concent only for reading and studing there is no another thing, because in this place there some special regulation to make every santri become regulated one, and how to manage time.
Of course we have been managed in here, and our daily activity have been controlled, but now when we have gone or graduated from here will we manage our time again?, now, no one will be angry to us, no one will command to do some thing, no one will control us, our responsibility is in our own hand, we are now student of university have many duties and many burdens, so do not waste our time.
We are from Islamic boarding school and we will dedicate our live for Indonesians, so wherever we live only just know that we have cultural of our belove country "INDONESIA". We hope our country will be growth and do not be hopeless because God does not like people just hope without acting.
Always hope your critic in my writing, because it is just for remembering my english, thank's..
By: Salis Fitrowan Lc
mardi 4 octobre 2011
Tips menghilangkan sifat egois
1. Selalu positive thinking pada orang lain, jangan biarkan pikiran negatif masuk kepikiranmu.
2. Jangan suka membanding-bandingkan diri kamu dengan orang lain.
3. Kembangkan empati kamu terhadap orang lain.
4. Kembangkan sikap melayani dan mendahulukan kepentingan orang lain.
5. Senyum dunkz!